JELASKAN
KONSEP DARI:
1. Karangan
Ilmiah dan Non Ilmiah
a. Pengertian,
Macam, Sifat, dan Bentuk Karangan
·
Karangan ilmiah Pengertian
karangan ilmiah Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang
diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan,
peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu
dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.
·
Karangan non ilmiah Karya
non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan
dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung
fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa
digunakan (tidak terlalu formal).
·
Macam – macam karangan
ilmiah:
Ø Laporan
penelitian. Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan
penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi
arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.
Ø Skripsi.
Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).
Ø Tesis.
Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
Ø Disertasi.
Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
Ø Surat
pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan
ilmiah.
Ø Laporan
kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.
·
Sifat karya ilmiah
Ø formal harus memenuhi syarat:
Ø 1. lugas dan tidak emosional;mempunyai satu arti,
sehingga tidak ada tafsiran
sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
Ø 2. Logis:disusun berdasarkan urutan yang konsisten
Ø 3. Efektif:satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan
pengembagan.
Ø 4. Efisien:hanya mempergunakan kata atau kalimat yang
penting dan mudah dipahami
Ø 5. ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.
b. Ciri-ciri
Karangan Ilmiah
·
Objektif. Keobjektifan ini
menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang
sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga, setiap pernyataan atau simpulan yang
disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian, siapa pun dapat mengecek kebenaran dan keabsahanya.
·
Netral. Kenetralan ini bisa
terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan
tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu,
pernyataan-pernyataan yang bersifat ‘mengajak’, ‘membujuk’, atau ‘mempengaruhi’
pembaca dihindarkan.
·
Sistematis. Uraian yang
terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola
pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan
sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah
alur uraiannya.
·
Logis. Kelogisan ini bisa
dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif.
Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif;
sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan
pola deduktif.
·
Menyajikan fakta (bukan
emosi atau perasaan). Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya
ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau
ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan
sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan
hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
C . Ciri-ciri Karangan Non
Ilmiah
·
Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
·
Fakta yang disimpulkan subyektif.
·
Gaya bahasa konotatif dan populer.
·
Tidak memuat hipotesis.
·
Penyajian dibarengi dengan sejarah.
·
Bersifat imajinatif.
·
Situasi didramatisir.
·
Bersifat persuasif.
·
Tanpa dukungan bukti.
d. Ciri-ciri
Karangan Ilmiah Populer
·
. Struktur.
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian
penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti
merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan.
·
Komponen dan
Substansi. Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan
jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti,
penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal
mempersyaratkan adanya abstrak.
·
Sikap Penulis.
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan
menggunakan kata atau gaya bahasa impersonal.
·
Penggunaan
Bahasa. Bahasa yang digunakan dalam
karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah,
dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
2. Metode
Ilmiah
a. Pengertian
Metode Ilmiah
·
Metode ilmiah
merupakan suatu prosedur atau urutan langkah yang harus dilakukan untuk
melakukan suatu proyek ilmiah.
Metode
ilmiah juga dapat didefinisikan sebagai cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran
b. Tujuan
Penulisan Metode Ilmiah
1.
Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil
kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2.
Untuk mengorganisasikan fakta
3.
Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh
pertimbangan-pertimbangan logis.
4.
Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan
data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan
penarikan kesimpulan.
5.
Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan
pengetahuan yang dapat diandalkan.
c. . Sikap Ilmiah
·
Sikap ingin tahu diwujudkan
dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa demikian? Apa saja
unsur-unsurnya? Bagaimana kalau diganti dengan komponen yang lain? Dan
seterusnya.
·
Sikap kritis direalisasikan
dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik dengan jalan bertanya kepada
siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum
menentukan pendapat untuk ditulis.
·
Sikap
terbuka dinyatakan dengan selalu bersedia mendengarkan
keterangan dan argumentasi orang lain.
·
Sikap objektif diperlihatkan
dengan cara menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi perasaan pribadi.
·
Sikap rela
menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan
menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, dan menganggapnya sebagai
karya yang orisinal milik pengarangnya.
·
Sikap berani
mempertahankan kebenaran diwujudkan dengan membela fakta atas hasil
penelitiannya.
·
Sikap menjangkau
ke depan dibuktikan
dengan sikap futuristic, yaitu berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan
membuktikannya dan bahkan mampu menyusun suatu teori baru.
d. Langkah-langkah
Penulisan Ilmiah
1. Pemilihan
Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah. Dalam
penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata
cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah
tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik.
Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
1. Merumuskan
tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat
menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang
terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan untuk merumuskan tujuan
diantaranya;
1) Usahakan merumuskan
tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
2) Ajukan pertanyaan dengan
menggunakan salah satu kata tanya terhadap rumusan yang kita buat;
3) Jika kita dapat menjawab
dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, berarti rumusan tujuan
yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.
b. Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam
menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada
diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan kita tulis.
c. Menelusuri Topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih
harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran.
Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam memfokuskan topik;
1) Fokuskan topik agar
mudah dikelola;
2) Ajukan pertanyaan
3.
Penalaran
dan Penyusunan dalam Sintesis Karangan Ilmiah
A.
Pengertian Menulis
Menulis itu dapat didefinisikan sebagai
suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam
sebuah tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yag dapat
dilihat dan disepakati pemakainya.
Dengan demikian, dalam komunikasi tulis
paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat yaitu:
1. Penulis
sebagai penyampai pesan
2. Pesan
atau isi tulisan
3. Saluran
atau media berupa tulisan
4. Pembaca
sebagai penerima pesan
Penalaran Induktif dan Deduktif dalam
Karya Ilmiah
Penalaran Induktif
Penalaran induktif dimulai dengan
pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran
atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
Perbedaan dari penalaran deduktif dan
induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk
mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif
menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi
yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.
Penalaran Induktif
§ Generalisasi
§ Analogi
§ Hubungan
Sebab Akibat
§ Pengetesan
Hubungan Sebab Akibat
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan bentuk
bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti
proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau
universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih
umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke
singular atau individual.
Penalaran deduktif adalah cara berpikir
dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan
tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan
dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat
dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu
konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai
konsistensi premis-premisnya.
Contohnya dalam menggunakan preposisi
spesifik seperti:
1. Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)
2. Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
1. Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)
2. Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
Penalaran Deduktif
§ Silogisme
§ Entimen
Fakta sebagai Unsur Dasar Penalaran
Karangan
Unsur dasar penalaran ilmiah ialah
fakta, dan dapat berupa :
§ Klasifikasi
§ Jenis
Klasifikasi
§ Persyaratan
Klasifikasi
§ Guna
Klasifikasi
§ Pengamatan
§ Proposisi
Pengertian Penyusunan Sintesis
Sintesis diartikan sebagai komposisi
atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan.
Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan
menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika
dari tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai
pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan
hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.”
Pengertian ini sejalan dengan pendapat
Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah
mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu
pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang
dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada
sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang
dapat digunakan adalah mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang,
menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan,
menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan,
menuliskan, mengatur.. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan
yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.
KEMUDIAN BUATLAH:
1. Karangan
ilmiah dan non ilmiah.
2. Menentukan
metode ilmiah yang tepat dari karangan ilmiah tersebut.
3. Menganalisis
karangan ilmiah tersebut dan menjelaskan aspek penalarannya, kemudian
menentukan sintesis sebuah tulisan ilmiah.
Jawaban:
1.karangan ilmiah
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Kebersihan lingkungan sangat perlu dijaga, baik di lingkungan pribadi maupun
umum. Contoh lingkungan umum adalah lingkungan sekolah seperti di kawasan SMP
Negeri 9 Berau. Lingkungan sekolah yang bersih akan membuat nyaman para siswa
bahkan para guru pun ikut merasa nyaman dalam proses mengajar.
Di SMP Negeri 9 Berau banyak terdapat slogan yang berisikan tentang pentingnya
menjaga kebersihan. Tetapi sepertinya itu belum bisa menyadarkan para siswa
yang masih bersikap apatis dalam upaya menjaga kebersihan sekolah. Untuk itu
dengan dibuatnya karya tulis ini, semoga dapat menumbuhkan kesadaran para siswa
SMPN 9 Berau terhadap kebersihan lingkungan sekolah demi kenyamanan bersama.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana
cara memberikan kesadaran kepada siswa SMP Negeri 9 Berau untuk menjaga
kebersihan
sekolah
1.3
Tujuan
Untuk
menimbulkan kesadaran kepada siswa SMP Negeri 9 Berau agar menjaga kebersihan
sekolah.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Dampak jika tidak
menjaga kebersihan lingkungan sekolah
Masih banyak siswa SMP Negeri 9 Berau yang belum peduli terhadap kebersihan
lingkungan sekolah. Mereka masih saja membuang sampah sembarangan, padahal
sudah disediakan tong sampah. Kebanyakan mereka berfikir, jika membuang
sampah sembarangan di sekolah tidak dapat menimbulkan dampak yang begitu
besar. Hal itu sangat salah. Banyak sekali dampak yang ditimbulkan jika suatu
lingkungan tidak terjaga kebersihannya. Adapun dampak negatifnya antara lain :
- Menimbulkan bencana
banjir, seperti yang sering kita lihat di kota-kota besar. Hal ini bisa
saja terjadi di sekolah kita jika murid selalu membuang sampah
sembarangan. Sampah yang bertumpuk di selokan dapat menyumbat jalannya air
di selokan tersebut sehingga, saat hujan pun tiba, mungkin saja SMP kita
menjadi banjir dan akhirnya proses belajar-mengajar terhenti
- Debu lantai yang jarang
dibersihkan dapat menyebabkan murid batuk hingga sesak nafas. Laci meja
yang penuh dengan sampahpun dapat dijadikan nyamuk sebagai tempat
bersarangnnya. Apalagi jika nyamuk tersebut adalah nyamuk Aedes Aegypty
yang dapat menyebabkan seseorang mengidap penyakit demam berdarah
- Sampah yang bertumpuk dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu konsentrasi para
murid hingga guru dalam proses belajar-mengajar.
2.2 Upaya
yang dapat dilakukan dalam menjaga kebersihan sekolah
Didalam lingkungan sekolah, guru menjadi panutan semua murid. Jika guru
berbuat baik, maka muridpun akan berbuat baik juga. Tetapi jika guru
berbuat tidak baik/jelek, maka mungkin bisa jadi muridpun bisa berbuat
lebih jelek. Dalam upaya menyadarkan siswa akan kebersihan lingkungan
sekolah, para guru harus memberikan contoh yang baik, seperti dengan membuang
sampah pada tempatnya dan memungut sampah yang tergeletak. Guru juga
dapat menegur siswa yang kedapatan membuang sampah sembarangan. Selain itu,
guru dapat memberi denda kepada pelaku sehingga mereka jera untuk mengulangi
perbuatan mereka di kemudian hari.
Kesadaran
murid dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan sekolah berasal dari hati
nuraninya masing-masing. Untuk menimbulkan kesadaran itu, dapat ditempuh dengan
cara-cara berikut:
- Membiasakan membuang sampah
pada tempatnya.
- Merasa malu jika membuang
sampah sembarangan.
- Melakukan piket kelas secara
teratur.
- Melaksanakan gotong royong
rutin setiap hari jum’at.
Dengan melakukan hal-hal diatas, diharapkan nantinya akan menumbuhkan rasa
sadar terhadap para siswa SMP Negeri 9 Berau dalam menjaga kebersihan
lingkungan sekolah.
BAB 3
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas,kesimpulan yang dapat diambil adalah kebersihan lingkungan sekolah harus dijaga bersama-sama agar terbentuknya suasana aman dan nyaman dalam proses belajar mengajar. Siswa SMP Negeri 9 Berau harus memiliki kesadaran diri dalam menjaga kebersihan sekolah.
3.2 Saran
- Selalu membuang sampah pada
tempatnya.
- Mematuhi tata tertib
sekolah.
- Menjaga peralatan yang
digunakan untuk pembersihan.
- Selalu gotong royong setiap
hari jum’at
Karangan non ilmiah
PENYALAHGUNAAN narkotika dan obat-obatan
terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat.
Maraknya penyimpangan perilaku generasi
muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian
hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa,
semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf.
Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi
harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.
Sasaran dari penyebaran narkoba ini
adalah kaum muda atau remaja.
Kalau dirata-ratakan, usia sasaran
narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu-waktu dapat mengincar
anak didik kita kapan saja.
Pengertian
Narkoba adalah singkatan dari narkotika
dan obat-obatan terlarang.
Sementara nafza merupakan singkatan dari
narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya
yang mengakibatkan seseorang mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat
tersebut). Kedua istilah tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama,
meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya.
Narkotika berasal dari tiga jenis
tanaman, yaitu (1) candu, (2) ganja, dan (3) koka.
Ketergantungan obat dapat diartikan
sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk mengonsumsi obat-obat terlarang
secara berulang-ulang atau berkesinambungan.
Apabila tidak melakukannya dia merasa
ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan
sakit yang sangat pada tubuh (Yusuf, 2004: 34).
Bahaya bagi pelajar
Di Indonesia, pencandu narkoba ini
perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia
antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia
pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok.
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya
sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan
inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke
dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya
mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba
terhadap anak atau remaja (pelajar-red) adalah sebagai berikut:
* perubahan dalam sikap, perangai dan
kepribadian,
* sering membolos, menurunnya
kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
* menjadi mudah tersinggung dan cepat
marah,
* sering menguap, mengantuk, dan malas,
* tidak memedulikan kesehatan diri,
* suka mencuri untuk membeli narkoba.
Upaya pencegahan
Upaya pencegahan terhadap penyebaran
narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita
bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat
harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak
kita.
Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret
yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang
untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan
razia mendadak secara rutin.
Kemudian pendampingan dari orang tua
siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang
ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran
(transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah. Yang tak
kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan
kepada siswa.
Karena salah satu penyebab terjerumusnya
anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan
keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun,
akhirnya mereka jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita
selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan
bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan
berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari
bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang
cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik.